Unggah – ungguh merupakan proses pengambilan tindakan yang dilakukan oleh seseorang sehingga menghasilkan tindakan yang tepat guna, tepat waktu, dan tepat sasaran. Pengertian unggah – ungguh menurut arti bahasa (jawa) diunggahke dilungguhne. Mengandung maksud ketika akan berbuat sesuatu (bertindak, bicara, dan bersikap) semestinya melalui proses difikirkan juga dirasakan terlebih dahulu bagaimana sebaiknya tindakan atau perbuatan dan juga ucapan yang akan dilakukan. Sehingga memenuhi standar tepat guna, tepat waktu, dan tepat sasaran.

Selanjutnya konsep sosial yang berkaitan dengan konsep sopan – santunmerupakan satu konsep yang mengajarkan menganai keseimbangan hidup.
Keseimbangan hidup dikala sendirian dan keseimbangan hidup dikala berada ditengah pergaulan. Pergaulan dalam keluarga, pergaulan antar teman sebaya, dan pergaulan ditengah khalayak ramai. Keseimbangan hidup ketika berhadapan dengan orang yang berada di atasnya yaitu dalam hal keilmuan khususnya keilmuan yang mengajak thaat kepada Tuhan YME. Keseimbangan ketika berhadapan atau berada ditengah teman sebaya, sepermainan, dan teman kerja. Dan keseimbangan ketika berada ditengah orang – orang yang berada di bawahnya baik statusnya ataupun umurnya.
Sopan – santun menurut arti bahasa (jawa) sopan ‘menerima’ santun ‘memberi’, jadi konsep sopan – santun mengajarkan kepada kita untuk berlaku seimbang dalam hal menerima dan memberi. Karena telah menerima asupan kasih – sayang yang tiada terbatas dari orang tua terutama ibu. Maka agar tercipta keseimbangan hidup kita sudah selayaknya dan seharusnya kita memberi balasan kepada orang tua kita sikap kepatuhan, ketaatan, dan pengabdian yang yang tulus terhadap orang tua kita.
Namun kepatuhan dan ketaatan terhadap orang tua masih dalam batas dan koridor kemanusiaan, bila sudah menyangkut pandangan hidup dan keyakinan itu sudah menyangkut hak yang paling azasi yang tidak bisa dicapuri oleh siapapun termasuk orang tua. Itulah hak kemerdekaan sejati yang diberikan oleh Tuhan YME kepada semua manusia untuk menentukan pilihan – pilihanya sendiri dalam menentukan pandangan hidup dan keyakinan yang diikuti.
Kemudian menjaga keseimbangan dengan orang yang telah berjasa membimbing dan mengarahkan hidup kita dengan cara menghormati, dan memulyakannya serta mempraktikkan apa yang telah diajarkannya. Dengan teman sejawat dengan cara saling menghormati dan saling menghargai keberadaan masing – masing. Dengan yang di bawahnya berikanlah kasih sayang apalagi yang statusnya di bawah kita berikanlah penghormatan untuk membanggakan hatinya.
Kemudian menjaga keseimbangan dengan kehidupan kita juga harus rela dan ikhlash menyisihkan harta kita untuk orang lain yang membutuhkan. Karena kita mendapatkan harta benda, jabatan dan kedudukan tidak terlepas dari pemberian dan bantuan dari orang lain. baik itu pemberian dalam bentuk tenaga, wawasan, ilmu, jasa, dan peluang.
Orang yang tidak seimbang dalam hidupnya akan diadili oleh kehidupan atau alam, bisa dalam bentuk kehilangan, sakit, kesusahan, bencana, diperguncingkan orang, difitnah, dan lain – lain. yang kesemuannya itu agar dijadikan pelajaran dan peringatan akan kesalahan dan kekurangan yang telah kita lakukan. Jangan mengira keadilan tidak akan datang kepada kita walaupun perasaan kita sudah tekun beribadah kepada Tuhan YME, namun kita lupa tidak menjaga keseimbangan hidup kita.
Keterkaitan dengan sikap ungguh – ungguh dengan sopan – santun terletak pada yang menjadi dasar pertimbangan sebelum kita melakukan pemberian atau balas jasa kepada orang lain. Karena tindakan balasan dan pemberian yang akan kita berikan kepada orang lain tidak bisa terlepas dari ketepan dalam penempatan, salah dalam penempatan akan menjadi kurang berguna bahkan akan menjadi sia – sia belaka.
Contohnya dalam hal shodaqoh atau amal jariyah kepada orang yang yang tidak tepat tidak akan memberikan manfaat balik (barokah) kepada kita, istilahnya udah kehilangan tidak mendapatkan apa- apa. Karena dalam kehidupan ini kita tidak bisa terlepas dari persyaratan – persyaratan yang menyertai dalam setiap tindakan , dan perilaku yang dilakukan manusia. Agar lebih gamblang memberi makanan enak kepada orang yang tidak membutuhkan atau lagi kekenyangan, tentu kebahagiannya dan kesenangannya akan jauh berbeda dengan memberi kepada yang benar – benar butuh dan tidak pernah atau jarang ketemu makanan enak.
Itulah kenapa orang yang bisa ungguh – ungguh dan sopan – santun tepat guna, tepat waktu, dan tepat sasaran adalah orang – orang yang memiliki muatan diri yang berupa keilmuan yang kompleks. Dan disebabkan memiliki keterampilan sikap tentang dasar – dasar perikemanusiaan yaitu tanggap-tangguh-tanggon, pinter-tatag-waras, dan pinter-pener-kober.